Mari Mengarak Badai, kepulua Hunian Para Naga
PERJUANGAN KOE
Photobucket
Clock
Puisi
Download Lagu
  • Chairil Anwar
  • Puisi Cinta Chairil Anwar
  • WS Rendra
  • Comment
    Orang Tanah Datar Sukses Di Batam
    Rabu, 24 Agustus 2011


    oleh Mayonal Puerta pada 25 Juni 2011 jam 18:59
    Jalinus Sikumbang, Berjuang dengan T-Shirt "I Love Batam"

    Lelaki berkumis itu, kini sudah dapat menghela nafas dengan tenang. Meskipun bergaya

    sederhana, namun telah sukses membangun perekonomian keluarga. Tinggal lagi

    mempergesit perjuangan, yakni mengenalkan Batam dan Kebudayaan Kepri lewat media baju

    kaos ke turis mancanegara.


    Jalinus Sikumbang yang lahir 15 Mei 1973 di Tanah Datar, Sumatera Barat itu, sejak usia 23

    tahun, telah memutuskan untuk merantau ke Pulau Batam dengan modal selembar ijazah

    SMA. Ijazah itu pulalah yang menghantarkannya dapat bekerja di sebuah PT di Kota Batam

    ini, meski keberadaannya sebagai karyawan rendahan dan gaji yang tidak bisa menjanjikan

    masa depan, namun ia begitu tekun menjalaninya.

    "Pekerjaan itu aku anggap saja sebagai suratan takdir, jadi aku terima dengan ikhlas

    pekerjaan sebagai kuli di sebuah PT", katanya menceritakan saat ditemui Haluan Kepri,

    Sabtu (25/6) siang.


    Berjalan tiga tahun, sejak tahun 1996-1999, pada suatu siang yang ganas, tiba-tiba ia

    mendapat amplop putih dari atasan. Seketika, seribu tanya hadir dalam dirinya. Ketika

    dibukanya, ternyata surat PHK.  Miris nian nasib yang ia lalui di kampung orang, seorang diri

    pula. Namun tidak meruntuhkan semangat juangnya.


    Begitu ia tidak bekerja lagi, gaji yang disisihkan sedikit demi sedikit selama tiga tahun

    sebelumnya, ia belikan sepeda motor seadanya. Lalu, mengojekpun ia lakoni untuk

    menyambung hidup, agar masih bisa berkabar ke kampung halaman di Tanah Datar sana.

    Lagi pula, ia selalu punya niat, bagaimana dengan hasil usaha rantauannya, dapat juga

    berkirim ke orang tua di kampung halaman. Padahal, ia tidak terdaftar sebagai tukang ojek

    resmi di kawasan Nagoya-Batam.  


    Mengojek selama hampir setahun, membuatnya banyak kenal dengan masyarakat di Batam.

    Akhirnya, profesi itu pun ia tinggalkan setelah dapat menyisihkan sebagian pendapatan untuk

    hari depan. Bersih Rp 1 juta uang dapat dikumpulkan Jalinus. Dengan uang itu, ia mencoba

    berjualan aksesoris di street shopping Nagoya Hill. Hari demi hari ia lalui dengan

    menggantungkan hidup di street shoping Nagoya Hill itu hingga ia menemukan ide yang

    cemerlang. Yakni mengangkat citra budaya orang Kepri dan mengenalkan Batam lewat media

    baju kaos ke turis mancanegara. Itu ia lakukan dengan modal seadanya.

    Akhirnya, Shoping street Nagoya Hill pun ia tinggalkan. Ia pesan dua kodi baju kaos oblong di

    Bukittinggi dan kebetulan temannya ada tukang sablon.


    Berawal dengan sepeda motor buntut, ia tekun  mengejar turis-turis yang melalui travel VIP

    Batam Indah Indopas. Dimana turis-turis meses, Jalinus muncul di situ sebagai penjual

    aksesoris seperti kacamata, dan baju kaos bermerek "WelCome To Batam" dan I Love

    Batam Indonesia". Dua kodi kaos sablon, habis sehari. Besoknya, ia cari kaos oblong di

    sekitar pasar di Batam saja, karena Bukittinggi terlalu jauh. Usaha nya ini menjadi sesuatu

    yang manis, sebab jualannya pun laris manis setiap harinya. Hari-hari berikutnya, Pesanan

    baju selalu meningkat.

    "Untuk berjualan dengan turis-turis, saya menggunakan Bahasa Inggris seadanya. Bahasa

    Inggris saya sangat balepotan, akhirnya karena terbiasa berjualan dengan

    pendatang-pendatang dari Barat, baru lancar," katanya.

    Bagi Jalinus, jalan usaha sudah mulai agak terang. Ia pun mempersunting Nur Lena,

    perempuan Melayu, di ranah rantauannya ini, Batam. Setelah menikah, ia semakin tekun

    menjalani pekerjaannya sebagai penjual kacamata dan baju kaos sablon amatiran. Tanpa ada

    kedai apalagi toko.


    Berkat ketekunan dan ketabahan, tahun 2003 ia bisa membeli tanah dan membangun rumah

    permanen di kawasan Nagoya, Batam.  Usahanya semakin meningkat hingga tahun 2007 ia

    dapat membeli mobil Sedan jenis toyota Vios.

    Bapak dua orang anak ini, sejak 2009 lalu sudah berpenghasilan Rp1,5 juta per hari.

    Berjualan kaos bermerek ikon Batam dengan mengejar Turis-turis yang melalui travel VIP

    Batam Indah Indopas, tidak ia tinggalkan sampai sekarang. Walaupun,  ia telah mempunyai

    stand tetap di DC Mall dan stand-stand tidak tetap di setiap event-event dan

    pameran-pameran dengan dua orang karyawan.


    Sekarang ia telah mampu membayar setiap kali mengikuti Expo melalui organizer sebesar Rp

    6 juta per 16 hari. Ditambah pula dengan sewa stand di DC Mall Rp3 juta per bulan, dan Rp

    1,2 juta gaji dua orang karyawan. Sedangkan harga 1 pcs kaos bermerek "I love Batam"

    hanya Rp 35 ribu.

    "Mungkin, beberapa bulan kedepan, saya mau tambah dua orang karyawan lagi, karena event

    yang harus dikejar terlalu banyak," katanya saat mengikuti CMB Expo di Mega Mall Batam

    centre.

    Meski demikian, menurutnya, cita-citanya masih panjang. Media baju kaos bermerek Batam

    dan sederatan merek ikon-ikon Batam dan budaya Kepri lainnya belum begitu familiar.

    "Saya benar-benar ingin berjuang mengenalkan Batam dan kebudayaan Kepri melalui baju

    kaos. Makanya saya belum memilih untuk tetap di toko. Lebih baik kita siap mengisi stand

    setiap ada pameran dan ekspo", tuturnya.

    Sudah ratusan kodi baju kaos bermerek "Wel Come to Batam" dan "I love Batam", terjual,

    baik ke turis mancanegara maupun turis lokal yang berasal dari daerah Jawa. Tetapi, sampai

    ditemui Haluan kepri beberapa hari lalu, dirinya belum pernah tersentuh oleh pemerintah. Dia

    juga berharap, agar usaha memperkenalkan Batam dan kebudayaan kepri lewat media baju

    kaos mendapat dukungan secara moril dari pemerintahan.

    Ia mencontohkan, ketika ada event-event olah raga, seni dll, pemerintah sedapat mungkin

    mengarahkan tamu-tamu atau peserta event itu untuk membeli baju kaos miliknya.

    "seperti di Jakarta, setiap orang yang datang selalu membeli kaos bermerek "Jakarta Tempo

    Doeloe" atau kaos Dagadu di Jogja yang telah begitu familiar. di Padang saja yang baru,

    dengan produk kaos bermerek "Tangkelek", sudah mendapat apresiasi dari pemerintah dan

    masyarakat Sumbar. Sedangkan kita di Batam, sangat besar kemungkinan untuk melebihi

    produk kaos di Jakarta, Jogja dan Padang, sampai hari ini  belum mendapat apresiasi yang

    membanggakan", katanya lagi.

    Perjuangannya membangun ekonomi keluarga melalui baju kaos bermerek Batam, selalu

    mendapat dukungan penuh oleh istrinya. Nur Lena, begitu nama istrinya, selalu membantu

    mengembangkan bisnis Jalinus.
    Walupun Istri ikut pameran berhari-hari di daerah yang agak jauh, seperti di Tanjung Pinang,

    Nur Lena tetap tidak mempersoalkannya.

    "Pernah berhari-hari Uda (Panggilan Jalinus oleh Nur Lena) tak pulang-pulang mengikuti

    pameran di Tanjung Pinang, saya tidak mempersoalkannya, karena saya tahu Uda selalu ulet

    dan serius berjualan, malah saya selalu mendukung, bagaimana baju kaos uda selalu laku",

    aku Nur Lena istrinya.

    Begitu juga Bunda Elly, salah seorang karyawannya, juga mengungkapkan bahwa Jalinus

    selalu ulet dan pantang menyerah. "Setiap kali ia mendapat rezki yang berlimpah, ia selalu

    berkirim ke  keluarganya di kampung, dan selalu mentraktir kami makan", katanya.

    Hal demikian pula yang menyebabkan Jalinus, akhirnya bisa menjadi salah satu ketua pada

    Ikatan Keluarga Tanah Datar (IKTD)  Batam dan Kepri periode 2011-2015. Kemudian Dia

    juga diangkat sebagai Ketua Futsal Ikatan Keluarga Tanah Datar di Batam. (Haluan kepri/ Mayonal Putra)


    #avg_ls_inline_popup{position: absolute;z-index: 9999;padding: 0px 0px;margin-left: 0px;margin-top: 0px;overflow: hidden;word-wrap: break-word;color: black;font-size: 10px;text-align: left;line-height: 130%;}orang tanah datar perjuangkan Batam le
    posted by mayonal putra @ 13.28  
    0 Comments:

    Posting Komentar

    << Home
     
    About Me

    Name: mayonal putra
    Home: Padang, padang/sumbar, Indonesia
    About Me: Manyonal Putra, ayah dan ibu adalah petani di negeri kelahiran ku, Jopang manganti. Datang ke dunia, pada tanggal tiga puluh satu mei seribu sembilan ratus delapan puluh enam di dangau. Kini, sudah menjadi sarjana dan bekerja sebagai Jurnalis,... ingin lebih lanjut: 085669110810
    See my complete profile
    Previous Post
    Archives
    Links
    News
  • Google
  • Oke zone News
  • Seputar Indonesia
  • Kompas
  • Republik Indonesia
  • Detik News
  • Cari Kerja
  • Provinsi Sumatera Barat
  • Uiversitas Andalas
  • Yahoo
  • MSN
  • My Friends
  • Epaldi Bahar
  • Reno Fernandes
  • Fuad Nari
  • My Organization
  • PB HMI
  • BADKO HMI SUMBAR
  • HMI Cabang Padang
  • FORAHMI
  • Powered by

    BLOGGER

    © MAYONAL PUTRA,Blogger Templates by Fuad Nari