|
Fungsi Keluarga Membentuk Perkembangan Anak |
Kamis, 08 Juli 2010 |
Fungsi Keluarga Membentuk Perkembangan Anak
di terbitkan oleh harian singgalang, minggu(4/7/2010)
Sudah berfungsikah keluarga anda? Terganggukah perkembangan kepribadian anak-keturnunan anda? Pertanyaan yang mendasar dalam membina keluarga yang fungsional. Sebenarnya, semua orang yang telah berkeluarga sudah di beri tahu tanggung jawab sebagai suami dan istri sebelum akad nikah di laksanakan. Namun, dalam prosesnya banyak keluarga yang tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya sehingga perkembangan kepribadian anak-keturunannya terhambat. Karena keluarga merupakan salah satu faktor penting yang membentuk kepribadian anak.
Menurut Psikologi Perkembangan, individu atau seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor utama, yang pertama adalah faktor hereditas disebut juga dengan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak melalui gen-gen yang kedua adalah faktor lingkungan. Lingkungan terbagi kedalam beberapa bentuk, tapi yang paling dekat untuk mempengaruhi seorang anak adalah keluarga. Keluargalah yang harus mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak. Keluarga juga di pandang sebagai institusi yang dapat memenuhi kebutuhan insani, terutama kebutuhan bagi pengembangan kepribadian dan pengembangan ras manusia. Jika dikaitkan peranan keluarga dengan upaya pemenuhan kebutuhan individu (hirarki kebutuhan Abraham Maslow) maka keluarga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Erik Erickson—ahli psikologi perkembangan –mengajukan delapan tahap perkembangan psikologis dalam kehidupan seorang individu dan itu semua bergantung kepada pengalaman yang diperolehnya dalam keluarga. Menurutnya, tahun pertama seorang anak harus mengembangkan suatu kepercayaan dasar (basic trust), tahun kedua, anak harus mengembangkan otonominya, pada tahun berikutnya dia harus belajar inisiatif yang mengarahkannya kedalam penemuan identitas dirinya. Iklim keluarga yang sehat dan perhatian serta orang tua yang penuh kasih sayang merupakan faktor esensial yang memfasilitasi perkembangan psikologis seorang anak.
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya, terutama bagi seorang anak. Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsinya secara baik. Fungsi dasar keluarga itu adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga. Hubungan cinta kasih dalam keluarga tidak sebatas perasaan saja tetapi juga menyangkut pemeliharaan, rasa tanggung jawab, perhatian, pemahaman, respek dan keinginan untuk menumbuhkembangkan anak yang di cintainya. Keluarga yang hubungan anggotanya tidak harmonis, penuh konflik atau gap communication, dapat mengembangkan masalah kesehatan mental bagi anak.
Secara psiko-sosiologis, fungsi keluarga adalah, (1) pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya, (2) sumber pemenuhan kebutuhan baik fisik maupun psikis, (3) sumber kasih sayang dan penerimaan,(4) model pola prilaku yang tepat untuk belajar menjadi anggota masyarakat yang baik, (5)pemberi bimbingan bagi pengembangan prilaku yang secara sosial dianggap tepat, (6) pembentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan, (7)pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri,(8)stimulator bagi pengembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di sekolah maupun di masyarakat,(9)pembimbing dalam pengembangan aspirasi, (10)sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia untuk mendapatkan teman di luar rumah, atau apabila persahabatan di luar rumah tidak memungkinkan.
Dari sudut pandang sosiologis, fungsi keluarga adalah; (1) fungsi biologis, maksudnya adalah keluarga di pandang sebagai pranata sosial yang memberikan legalitas, kesempatan dan kemudahan bagi para anggotanya untuk memenuhi kebutuhan dasar biologisnya, kebutuhan itu meliputi; pangan, sandang, papan serta hubungan seksual suami istri atau pengembangan keturunan, (2) fungsi ekonomis, merupakan tanggung jawab orang tua terutama bapak sebagai kepala keluarga, (3)fungsi pendidikan, keluarga berfungsi sebagai transmitter budaya atau mediator sosial budaya bagi anak (Hurlock, 1956). Menurut UU No. 2 tahun 1989 Bab IV pasal 10 ayat 4 mengatakan bahwa pendidikan merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang di selenggarakan dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai budaya dan keterampilan. UU 1989 ini masih relevan di pakai hakikatnya dalam rangka memahami fungsi keluarga dalam mencerdaskan anak.
Sudah menjadi sebuah kepastian bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan (fisik dan psikis) anak adalah keberfungsian keluarga. Keberfungsian keluarga ini disebut juga keluarga fungsional yang ditandai oleh karakteristik; saling mencintai, terbuka dan jujur, orang tua mendengarkan anak, menerima persaan dan menghargai pendapatnya, sharing masalah antara anggota keluarga, mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya, saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi serta mengayomi anak, komunikasi antar anggota keluarga berlangsung dengan baik, keluarga memenuhi psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya, mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. |
posted by mayonal putra @ 03.16 |
|
|
|
|
Posting Komentar