|
ALAMAT EMAIL KORAN |
Senin, 10 Mei 2010 |
ALAMAT EMAIL KORAN
(dari berbagai sumber)
Kiat mengirim tulisan
Barangsiapa yang ingin mengirim tulisan ke koran, maka maka ikutilah kiat-kiat ini:
1. Kirim ke media lewat email dalam bentuk MS Words Rich Text Format (rtf) dengan attachment.
2. Isi surat mailnya:
Redaksi Yth,
Ini saya kirimkan satu artikel opini (di attachment), mohon pemberitahuannya apabila dimuat atau tidak dimuat.
Salam.
Pipit
3. Pada subject email tulis: “Artikel Opini: ” [..judul tulisan anda di sini...]
4. Panjang tulisan antara 700 kata (4500 karakter). Untuk menghitungnya, lihat di MS Word -klik> tools -klik> wordcount -> akan ada jumlah kata (words) halaman (page) dan huruf (characters), kira-kira 2 halaman kuarto (tidak penuh) dengan huruf 12.
5. Biarkan tulisan anda pada takdirnya, diterbitkan atau tidak diterbitkan, tugas Anda kirim tulisan tiap minggu, paling kurang satu.
6. Dalam dua minggu tidak ada kabar mail, maka artinya tulisan anda tidak lolos seleksi, perbaiki tulisan itu dan kirim ke media lain.
7. Diterbitkan atau tidak diterbitkan, anda dapat periksa di di website koran bersangkutan. Tetapi tidak semua koran di Indonesia begitu di Indonesia, demikian juga di Padang.
8. Sebaiknya untuk pemula, kirimlah ke koran di kota Anda, sebab lebih mudah untuk diketahui apakah tulisan Anda diterbitkan atau tidak.
9. Banyak koran di Indonesia tidak memberitahu penulisnya, apakah tulisannya akan diterbitkan atau tidak. Memang ada beberapa koran besar yang memberitahu; kalau tulisan tersebut ditolak.
Alamat email2 media cetak sebagai berikut:
Jakarta:
1. Kompas (1) opini@kompas.com
(2) opini@kompas.co.id
2. Republika (1) redaksi@republika.co.id
(2) sekretariat@republika.co.id
3. Media Indonesia redaksi@mediaindonesia.co.id
4. Suara Pembaruan (1) koransp@suarapembaruan.com
(2) opinisp@suarapembaruan.com
5. Sinar Harapan (1) redaksi@sinarharapan.co.id
(2) info@sinarharapan.co.id
6. Harian Pelita hupelita@indo.net.id
7. Suara Karya redaksi@suarakarya-online.com
8. Koran Tempo koran@tempo.co.id
ktminggu@tempo.co.id
9. Seputar Indonesia (1) redaksi@seputar-indonesia.com
(2) marcomm@seputar-indonesia.com
Sumatera (1) hariansinggalang@yahoo.co.id
1. Singgalang (Padang) (2) kj_sgl@yahoo.com
2. Haluan (Padang) (1) harian_haluan@yahoo.com.sg
3. Padang Ekspres (Padang) (2) redaksi@padangekspres.co.id
(1) stres_tb@yahoo.com
4. Riau Pos (Pekanbaru) (1) redaksi@riaupos.co.id
(1) budaya_ripos@yahoo.com
5. Waspada (Medan) (1) redaksi@waspada.co.id
(2) waspada@waspada.co.id
6. Suara Indonesia Baru (Medan) redaksi@hariansib.com
7. Batam Pos redaksi@harianbatampos.com
8. Sriwijaya Post (Palembang) (1) sripo@persda.co.id
(2) sripo@mdp.net.id
Jawa
1. Pikiran Rakyat (Jawa Barat) (1) redaksi@pikiran-rakyat.com
(2) info@pikiran-rakyat.com
2. Suara Merdeka (Jawa Tengah) (1) redaksi@suaramerdeka.info
(2) naskah@suaramerdeka.info
3. Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta) redaksi@kr.co.id
4. Koran Bernas (Yogyakarta) koranbernas@yahoo.com
5. Harian Surya (Jawa Timur) surya1@padinet.com
6. Duta Masyarakat (Jawa Timur) dumas@sby.centrin.net.id
7. Surabaya Post (Jawa Timur) redaksi@surabayapost.info
admin@surabayapost.info
8. Radar Malang (Malang) radarmalang@jawapos.co.id
9. Solopos (Solo) redaksi@Solopos.Net.
10. Jawa Pos (Surabaya) (1) editor@jawapos.com
(2) editor@jawapos.co.id
Bali
1. Bali Post (Denpasar) balipost@indo.net.id
Kalimantan
1. Banjarmasin Post (Banjarmasin) banjarmasin_post@persda.co.id
bpostmania@telkom.net
2. Pontianak Pos (Pontianak) redaksi@pontianakpos.co.id
Sulawesi
1.Harian Fajar (Makassar) fajar@fajar.co.id
Luar Negeri
Globe and Mail comment@globeandmai l.com
Fax: 416.585.5085
Tel: 416.585.5528
National Post jkay@nationalpost. com
Fax: 416.442.2209
Tel: 416.383.2300
Vancouver Sun sunopinion@png. canwest.com
Fax: 604.605.2522
Tel: 604.605.2184
Georgia Straight contact@straight. com
Fax: 604.730.7010
Tel: 604.730.7000
Tyee editor@thetyee. ca
Tel: 604.689.7489
New York Times oped@nytimes. com
Fax: 212.556.4100
Tel: 212.556.1831
The Washington Post oped@washpost. com
Fax: 202.334.5269
Tel: 202.334.7471
Los Angeles Times op-ed@latimes. com
Fax: 213.237.7968
Tel: 213.237.2121
San Francisco Chronicle forum@sfchronicle. com
Fax: 415.543.7708
Tel: 415.777.1111
San Jose Mercury Times opinions@mercurynew s.com
Fax: 408.271.3792
Tel: 408.920.5235
Seattle Times opinion@seattletime s.com
Fax: 206.382.6760
Tel: 206.464.2132
Oregonian oped@news.oregonian .com
Fax: 503.294.4193
Tel: 503.221.8389
South China Morning Post luisa.tam@scmp. com
Fax: 852.2516.7478
Tel: 852.2565.2222
Straits Times (Singapore) stforum@sph. com.sg
Fax: 65.6319.8289
Tel: 65.6319.5397
Daily Telegraph (UK) dtletters@telegraph .co.uk
Sunday Telegraph (UK) stletters@telegraph .co.uk
Guardian (UK) letters@guardian. co.uk
comment.is.free@ guardian. co.uk
Ditulis dalam Berita |
posted by mayonal putra @ 00.28 |
|
|
Wajah Pendidikan Kita |
Minggu, 09 Mei 2010 |
oleh: Mayonal Putra, S.Pd.I
Indonesia terlalu banyak memperingati hari yang dinaggap besar sebagai kenangan atas perjuangan tokoh, mengingatkan peran, dan sebagainya. Secara kasat mata dapat di katakan bahwa bangsa Indonesia mengalami kemajuan dari segi moral berbangsa- bernegara. Bisa juga dijadikan sebagai tolok ukur atas sesuatu, katakanlah pendidikan yang diperingati pada setiap 2 Mei atas jasa Ki Hajar Dewantara sebagai ‘bapak pendidikan’ bangsa ini. Seluruh warga Negara hari itu memperingati--demonstran aktivis pendidikan, upacara hari pendidikan dan sebagainya. Namun, berbagai pertanyaan dalam konteks kekinian muncul dari golongan-golongan tertentu, pro kontra wajah pendidikan seperti UN dari tingkat dasar hingga SLTA menyebabkan dilematis yang tiada hentinya sampai saat ini. Realita jauh dari substansi dan harapan belajar itu sendiri. Karena hari ujian (semester, mid, UN, dan seterusnya) adalah hari yang kental sekali dengan aroma belajar. Semua guru dan siswa “disibukkan” dengan segala macam kegiatan untuk menggenjot nilai melewati ambang bawah kelulusan. Tampak beberapa kegiatan yang mengesankan ‘ kita adalah pembelajar unggulan’ seperti les tambahan, try out dan ujian-ujian praktek yang membuat siswa tak bisa jauh dari buku dan kegiatan belajar. Jika dilihat melalui teropong budaya Indonesia, maka pemandangan itu adalah suatu kewajaran jika terjadi pada saat ini, namun akan menjadi suatu “kejanggalan” jika itu terjadi pada hari-hari di luar “musim Ujian”. Ini tampak sebagai sebuah fenomena nyata dan implementasi dari budaya Indonesia di era ini yang masih jauh dari budaya belajar. Orang atau anak yang ke mana-mana membawa buku dianggasp aneh, dijuluki kutu buku, dan kelihatan sok. Begitu juga dengan minimnya buku bacaan yang menunjang perkembangan siswa di setiap jenjang pendidikan menjadi suatu indikasi bahwa masih minimnya minat, antusias, dan keahlian guru dan praktisi pendidikan dalam hal menulis. Kesadaran masyarakat keseluruhan terhadap pentingnya edukasi masih lemah. Ini terlihat jelas bagaimana masih tertatanya persepsi masyarakat bahwa belajar itu hanya di sekolah. Setiap orang tua yang mempunyai anak memasrahkan anaknya untuk dididik dan diberi ilmu oleh para bapak dan ibu guru di sekolah. Namun sayangnya, banyak orang tua yang abai terhadap perkembangan intelektualitas yang didapat di sekolah. Pengawasan belajar di rumah yang seharusnya menjadi sumbangsih orang tua untuk kemajuan prestasi akademik anak masih sangat kurang. Hal ini sangatlah ironis dan membuat beban dilematis bagi kaum guru. Mereka merasa mempunyai tangungjawab ekstra bagi keberhasilan murid-muridnya. Akhirnya, guru banyak disorot atas kegagalan siswa dalam meraih prestasi dan minimal nilai kelulusan. Padahal jika dicermati secara bijak, banyak sekali elemen yang mempengaruhi perkembangan siswa dalam hal belajar dan menuntut ilmu. Siswa dalam satu minggu hanya enam hari di sekolah. Dan jam belajar mereka tiap masuk sekolah hanya rata-rata enam jam dalam sehari. Jadi prosentase siswa di dalam sekolah jauh lebih sedikit dibandingkan di luar sekolah di mana sudah bukan wilayah guru lagi dalam membimbing seorang anak, melainkan dibutuhkan kolaborasi dari orangtua dan lingkungan untuk memantau perkembangan mental dan intelektualitas anak. Hal ini belum berjalan sebagaimana mestinya sehingga gurulah yang seringkali disorot ketika presatsi siswa menurun. Ini jelas sebuah ganjalan yang semakin mempersulit laju perkembangan pendidikan nasional yang pada tahun lalu masih menduduki posisi 109 dunia. Bandingkan dengan negara tetangga Malaysia yang berada di posisi 61. Memperhatikan pendidikan di Indonesia maka kita akan diajak melihat sebuah drama yang penuh dengan hiruk pikuk,lika-liku, konflik, dan ending yang bermacam-macam persepsi bagi setiap penonton. Gonjang-ganjing konflik panjang pro dan kontra RUU BHP (yang akhirnya gagal juga), pro dan kontra ujian akhir nasional, problem sekolah gratis dan demo kenaikan status dan gaji guru adalah bagian kecil saja dari hamparan cerita yang mewarnai dunia pendidikan di negeri ini. Problematika dari internal siswapun masih cukup kompleks, pelik, dan patut dicermati. Kekerasan di dunia pendidikan, bullying, tawuran, pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba dan rokok, video porno pelajar adalah fenomena nyata yang menjadi PR besar pemerintah, para guru, praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan dan seluruh masyarakat. Pada dasarnya secara naluriah tidaklah kita ingin anak kita menjadi korban dari apa yang telah dipaparkan di atas, juga yang kita inginkan adalah generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Kita semua ingin generasi selanjutnya merupakan produk unggul pendidikan berkualitas yang akan membawakan banyak manfaat di hari esok. Generasi emas Indonesia merupakan idaman kita. Generasi hebat, tangkas, sehat dan terampil dan sebagainya sungguh kita cita-citakan. Segala hal yang baik bisa tercapai dengan perjuangan yang keras dan komitmen tinggi. Semoga di Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2010 menjadi tonggak penting perjuangan penegakan harkat dan martabat bangsa dalam pendidikan. Selama waktu masih berjalan, maka sejarah akan terus melaju mencatat segala sesuatu yang terjadi. Mari kita semua menorehkan bait-bait perjuangan dalam lembar putih pendidikan yang masih panjang membentang. |
posted by mayonal putra @ 10.01 |
|
|
Sajak-sajak Mayonal Putra |
|
di negeri dingin
di negeri dingin jiwaku terbakar tengah malam, melihat bulan di puncak bukit, puan menancap belati ke jantung malam perisai pun tak tutup sekujur badan, terkapar lalu puan membelakang sambil mengurai langkah pengabisan
lelaki pasir
aku pasir rindu dengkuran gemuruh, ketika ombak mengarak buih ke tepian
aku lelaki merindukan tuhan mengirimkan perempuan surga dikala pintu hampir di tutup
aku lelaki pasir memberi sejuk telapak kaki dengan butiran pasir di pantai yang dingin. menyerupai kerinduanku pada perempuan yang sedang menunggu di syurga
malam darah
di malam hujan kita berjingkrak di atas tikar putih, di luar hitam legam, kau panjangkan lehermu sembari menggenggam erat cintaku
malam kita basahi dengan darah, tak kau sisakan tenagaku separuh hilang menghempas entah di neraka entah di surga bola mata kita saling memejam dan terbang jauh
tapi sebentar sudah itu kita tersentak seperti bangun lalu belakang membelakangi seperti benci yang tak akan pernah kunjung usai
malam air mata
mendaki bukit berkabut begitu ku umpamakan kau, yang mengarah tak tau arah, tak ada dengkuran di setiap malam tak ada mimpi buruk atau indah malam itu malam air mata dengan sumpah serapah pelampiasan cintamu dalam dada yang tak berhati tak berjantung
hikayat tuhan
dari yang tak bermula, namun kau ku percayai ada ku yakini lebih dahulu dari segala kau satu yang tak pernah sepi kau kasih tak bertepi raja segalanya milik semunya penguasa segala kata tuhan, menemuimu adalah cita-cita cintaku
hikayat rasul
dari golongan kita, kau dipilih sebagai suluh di tengah kelam berbuat bukan karena orang berbuat berjuang bukan karena orang berjuang tapi panggilan nurani menyemai damai di alam permai menyulam cinta, demi sejarah, demiku, demi kita dan tuhan
gerimis
gerimis saat gerimis pecah berkeping dari mendung menyanyi daun-daun kering, berdendang sawah-sawah retak,
Mayonal Putra, lahir 31 Mei 1986 di Jopang Mangganti Kecamatan Mungka Kabupaten Limopuluah Kota. Bergiat di Teater Imambonjol dan di Himpunan Mahasiswa Islam sebagai Ketua Bidang PAO HMI Cabang Padang |
posted by mayonal putra @ 09.53 |
|
|
|
|